Kisah kehidupan yang penuh dengan kesempurnaan yang di jalani oleh Nabi Adam di Syurga masih dirasa tidak sempurna oleh Nabi Adam, karena tidak adanya teman untuk bicara, bertukar pikiran dan lain-lain. Perasaan itu diketahui oleh Allah sang Maha Mengetahui sehingga diciptakanlah makhluk dari bangsa Nabi Adam yang dalam al Qur'an disebutkan bernama Siti Hawa yang terbuat dari tulang rusuk Nabi Adam.
Uraian tersebut di atas menunjukkan bahwasanya manusia adalah makhluk Allah yang tak akan merasakan sempurnanya hidup tanpa orang lain, apalagi tanpa seorang kekasih, yang bisa menemaninya dalam keadaan suka dan duka, karena itu adalah sifat alami yang dimiliki manusia.
Islam adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan kita dengan tujuan agar kehidupan menjadi indah damai, aman dan tentram, Pernikahan tak luput dari pembahasan Syariat Islam, dimana islam mengatur pernikahan dari proses menuju pernikahan pada saat pernikahan dan setelah pernikahan agar mencapai pernikahan yang menjadikan keluarga sakinah mawaddah warahmah.
Sebelum menikah islam mengajarkan kepada kita melalui Sunnah Rasul Nya, untuk melakukan Khitbah "Tunagan" , syariat islam mengatur khitbah secara rinci, dimana masa khitbah adalah masa-masa memperkenalkan diri dari seorang laki-laki dan perempuan dengan aturan yang sangat ketat sehingga bisa menjaga kehormatan kedua belah pihak. lain halnya dengan istilah pacaran yang tidak mempunyai aturan syariat yang diperkenalkan oleh orang barat kepada kita “orang islam”. Waktu menikah Islam juga mengatur syarat dan rukunnya, kemudian juga setelah menikah dalam syariat islam dijelaskan bahwasanya pernikahan berkonsekwensi adanya hak dan kewajiban, yang bersifat materi dan non materi.
Inilah islam, Agama yang diturunkan sebagai penyempurna agama-agama sebelumnya, begitu rinci dan ketat mengatur ummatnya dalam segala sisi dan hal itu kalau kita mau memikirkan tidak lain hanyalah untuk kepentingan pemeluknya.
Semoga Kita selalu bisa menjalankan ajaran islam dengan baik… Amin.
No comments:
Post a Comment